Jumat, 16 November 2012

Tahun Baru Islam & Dialektika Historis

Tahu Baru Islam yang dimana disebut dengan 1 Muharamm merupakan awal penanggalan setiap berkala pada sistem kalender Hijriah. Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M yang ditetapkan pada masa Umar bin Khatab melalui berbagai usulan.
 
Mari kita merefresh pikiran kita dan mulai mengingat lagi pelajaran sekolah kita. Peristiwa Hijrah Rasulullah SAW merupakan ksah perjalanan dari Mekkah ke Yasrib yang dimana saat itu kondisi masyrakat Quraisy Mekkah sangat apatis bahkan menentang dakwah yang dilakukannya bersama para sahabatnya. Perpindahan ini dilakukan demi ketauhidannya kepada Allah. Dalam kisahnya pun diketahui banyak melalui pengorbanan di mana Rasulullah meninggalkan keluarganya (yang kemudian menyusul), harta bendanya, serta jiwanya sendiri. kepahlawanan Ali bin ABi Thalib dalam menggantikan Rasulullah saat tidur bahkan dalam perisitiwa hijrah ini ditemukan beberapa mukjizat seperti laba - laba di Goa Thaur. Hingga akhrinya berdirinya monumen Masjid Quba di Madinah.

Perubahan memang membutuhkan perpindahan gerak dalam hal ini gerak substansi. perpindahan dari hal buruk ke hal baik adalah hal yang sulit seperti yang dapat kita petik dari peristiwa Hijrah Rasulullah, Dalam prinsipnya Dialektikapun dapat terjadi, premisnya begini : tesisnya yaitu kebaikan dan anti tesisnya yaitu keburukan dan kelak nanti terlahir sebuah tesis baru entah itu kebaikan ataupun keburukan. Proses Dialektika kemudian diharapkan mematikan hal - hal yang buruk dengan kebaikan melalui proses gerak substansi dalam bingkai histori atau sejarah. yang dimana sejarah dalam kajian Marxis merupakan tercipta oleh manusia. Mungkin hal itulah yang ingin disampaikan dalam kisah diatas , "Hijrah" yang berarti perubahan membutuhkan tenaga & pengorbanan untuk membangun "Masjid Quba"2 lainnya di alam ini. Perubahan memang adalah keniscayaan namun perubahan diharapkan dapat mengarah ke arah yang lebih baik. Mulla Sadra dalam Filsafat Hikmahnya menyebutkan perubahan dari partikular ke ke universalitasan atau KeIlahian.

Bercermin dari kondisi masyarakat hari ini yang di mana terjadi efek "turun gunung" dimana muncullah manusia yang skeptis & "melihat casing" diharapkan kita sebagai para Insan Pencipta & Pengabdi yang bernafaskan Islam dapat melakukan "Hijrah" minimal pada diri kita masing - masing dulu yang kemudian diharapkan menjadi efek bola salju begi keumatan demi misi pencerahan umat manusia.

“Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka” (Hadits).

“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” ( QS. Al-A’raf:176)

Iman, Ilmu Amal

Fuad Aslim FKG 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar