Sabtu, 24 November 2012

Reportase : Aksi Solidaritas Gaza

Hujan membasahi bumi, membasahi jiwa - jiwa yang berontak, memberontak meneriakkan panji - panji kemanusiaan dengan Corong merah. "Satukan barisan, satukan langkah !!" Teriak salah satu agitator yang hadir saat itu diikuti teriakan dari para peserta aksi.


Begitulah gambaran kegiatan aksi solidaritas Palestina yang berlangsung pada tanggal 21 November 2012 lalu HMI Cabang Maktim 2012 - 2013. Bertempat di pintu 1 UNHAS pukul 16.00 dilaksanakan aksi menolak agresi yang dilakukan Israel atas Palestina ( Gaza). Derai Hujanpun mengiringi kepalan semangat para peserta aksi yang terdiri atas pengurus Cabang, pengurus komisariat, & anggota HMI sejajaran Makassar Timur. "Aksi ini sebagai sebuah bentuk solidaritas kepada para syuhada di gaza." ujar Husni sebagai ketua cabang HMI Maktim 2012 - 2013. Hal serupa juga dilontarkan Fadly Kaimuddin yang merupakan Koordinator aksi ini. "Kami mengutuk serangan Israel ke Palestina dan berharap Israel dihapuskan di dunia ini" tambahnya di sela - sela kegiatan. Rangkaian aksi ini juga diikuti oleh teman - teman dari KAMMI daerah Makassar yang melakukan aksi serupa pada pukul 16.30.







Agama Dalam Bingkai Sejarah

Fakta sejarah mengungkapan bahwa sebagian besar peradaban dunia yang tumbuh dan berkembang di muka bumi ini pada awalnya dimotivasi oleh sebuah keyakinan agama. Hal ini terbukti dari monumen-monumen bersejarah seperti piramid dimesir, candi borobudur di jawa tengah, ka’bah di mekah dan banyak lagi bangunan-bangunan bersejarah yang menandakan bahwa dahulu terdapat suatu peradaban besar yang di topang keras oleh keyakinan agama.


Agama Islam, Yahudi dan Kristen seperti yang kita ketahui bersama adalah agama yang diyakini berasal dari langit atau sering kita sebut sebagai agama-agama samawi. Pengertian secara sederhana agama samawi adalah agama yang memiliki wahyu dari para nabi-Nya. Seperti halnya agama Islam yang secara geneologi diawali ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Allah melalui perantara malaikat Jibril di Gua Hira pada abad ke 7 Masehi. Pewahyuan itu berlangsung secara terus-menerus selama 23 tahun yang kemudian wahyu-wahyu itu di kumpulkan dan di abadikan dalam bentuk teks yang bernama Al-Qur’an yang merupakan kitab suci agama Islam.


Wahyu Al-Qur’an yang berbahasa arab mengisyaratkan bahwa Allah secara implisit telah memasuki perantaraan sejarah dan terdapat kaidah-kaidah sejarah didalamnya yang bersifat kultural-empiris, sehingga dengan demikian bahwa bahasa arab ini memiliki sifat patrikular, namun pesannya bersifat universal karena ajaran Islam ditujukan  kepada seluruh umat manusia sebagai agama yangrahmatan li al-alamin. Oleh karena itu sifat lokalitas yang muncul pada ranah bahasa dan budaya arab  sebaiknya dipahami sebagai bukti dan wadah yang bersifat instrumental-historis. Pesannya yang universal dan fundamental harus selalu digali dan di formulasikan kedalam ranah bahasa dan budaya non-arab, sehingga eksklusivisme bahasa dan budaya arab bukan sebagai penghalang penyebaran islam, akan tetapi sebagai penyimpan dan penjaga kemurnian ajaran Islam.
Dengan pemahaman diatas maka ketika seseorang melakukan penerjemahan dan penafsiran dalam memahami sebuah teks Al-Qur’an, maka secara tidak langsung yang bersangkutan juga melakukan penafsiran dan menulis ulang sebuah teks, hanya saja pada level mental (logika). Hal ini dikarenakan teks Al-Qur’an hanyalah salah satu aspek dari realitas kehidupan beragama, pemahaman agama yang hanya menyandarkan pada otoritas teks tanpa memahami dan mengapresiasikan konteks psikologis, social dan demografis  dimana teks Al-Qur’an itu dilahirkan maka, dimensi universalnya akan terkalahkan oleh dimensi tekstualnya sehingga pemahamannya terhadap Islam lebih bersifat patrikularistik.


Ada tiga dimensi dalam memahami kehidupan beragama selain dari pandangan kita terhadap kajian teks, Pertama : dimensi personal yaitu agama yang memberikan acuan hidup seseorang secara pribadi untuk memberikan makna bagi setiap  tindakan dan peristiwa baik pada saat suka maupun duka, untuk mengarahkan pada makna dan tujuan hidup yang sebenarnya. Kedua : dimensi cultural, mengingat suatu agama tumbuh dan berkembang melalui dinamika kultur, sehingga dimensi cultural akan mewarnai seseorang atau masyarakat untuk mengekspresikan nilai-nilai keagamaannya. Ketiga : dimensi ultima, yang merupakan dumensi yang mengacu pada sesuatu yang absolute, kesadaran ini akan membedakan tindakan seseorang layak atau tidaknya secara religious dari sebuah ekspresi cultural.


Dengan demikian penting kiranya kita sadari bahwa dalam studi keagamaan tidak cukup hanya tertuju pada studi terhadap teks-teks keagamaan saja akan tetapi lebih dari itu yaitu kajian budaya atau tradisi, sehingga mau tidak mau harus melibatkan metodologi ilmu-ilmu social lainnya. Dalam Islam terdapat ajaran baku yang diyakini sama, namun pada level penafsiran dan tradisi akan ditemukan keberagaman, bahkan keberagaman ini telah melembaga kedalam sebuah mazhab baik dalam filsafat, fiqh, politik, maupun cabang ilmu ke-Islaman lainnya. Salah satu kekuatan yang mengikat keberagaman tersebut adalah pesan tauhid dan keontentikan teks.


Berbicara Tauhid dalam agama Islam tidak terlepas dari kalimat persaksian (syahadat), format syahadat yang begitu pendek dan sederhana akan tetapi dampaknya sangatlah luar biasa, karena syahadat adalah sebuah pernyataan persaksian dan manifesto Tahuid yang secara sadar akan mempengaruhi cara berfikir dan cara hidup seseorang dalam memandang dunianya. Ajaran Islam, sikap percaya (iman) selalu dikaitkan dengan sikap kritis sehingga kalimat syahadat-nya sangatlah filosofis. Pertama kita diajak menegaskan “tidak ada tuhan” yang patut kita sembah, kita diajak untuk berempati dengan faham ateisme[1] dan kemudian kita dituntut membangun argumentasi rasional dengan bimbingan wahyu (Al-Qur’an) untuk sampai menemukan Tuhan yang patut disembah. “Tiada tuhan kecuali Tuhan” yang sebenarnya yaitu Allah SWT. Dengan demikian iman merupakan prodak nalar dan hati yang diterangi oleh wahyu atau bisa juga dibalik bahwa iman adalah ajaran wahyu yang diterima secara rasional.


Selain itu sosok rasul Muhammad sang pembawa ajaran adalah figur sejarah yang transparan, perjalanan hidupnya tidak di tutupi oleh misteri dan spekulasi. Secara social-historis salah satu prestasi mencolok dari Muhammad adalah kemampuannya menciptakan kohesi dari berbagai suku yang sedemikian beragam dari Madinah ke Spanyol dan Turki. Konsep tauhid yang sederhana dan mudah dicerna serta karakter keterbukaan Islam untuk menerima symbol dan elemen kultur merupakan sebuah media ekspresi dan penyangga pesan dan eksistensi Islam.


Puncak-puncak kejayaan Islam pada masa lalu di sandarkan pada prinsip dan semangat tauhid sehingga watak peradaban Islam pada dasarnya bersifat inklusif, toleran dan keterbukaan terhadap inovasi dan pengembangan intelektual keislaman, karena Islam dalam hal ini sangat menghormati penalaran dan eksplorasi ilmiah. Dengan karakter tersebut secara menakjubkan Islam telah terbukti mampu menyulap wilayah Arabia yang semula gersang menjadi mata air peradaban Islam yang tetap berkembang hingga sekarang. Bukti nyatanya dapat kita lihat betapa banyak ilmuan kelas dunia pada saat itu yang lahir dari inspirasi dunia Islam seperti Ibnu Khaldun, Ibnu Sina, Al Farabi mulla sadra dan yang lainnya. Mereka turut memberikan sumbangan besar dalam menghantarkan lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern barat saat ini.


Namun sangat disayangkan sejarah Islam hari ini hanyalah tinggal sejarah sehingga muncul Pertanyaan di benak umat Islam hari ini, mengapa hari ini islam gagal dalam menghantarkan lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimana yang berkembang di Eropa barat? Salah satu penyebabnya adalah umat Islam tidak mampu membangun institusi riset yang besar dan independent yang mengabdi pada ilmu terapan. Hal ini dikarenakan kuatnya peradaban teks dan kekuasaan ulama-ulama yang lebih mengedepankan ritual dan kekuasaan ketimbang membangun peradaban, sehingga mereka telah menyia-nyiakan aset intelektual yang luar biasa yang pernah dimiliki oleh dunia Islam. Misalnya saja teknologi sederhana seperti kompas, ketika kompas berada di tangan ulama hanya digunakan untuk menentukan arah kiblat, sedangkan ketika kompas ditangan orang-orang Eropa digunakam untuk berani berlayar keliling dunia mengarungi lautan. Kemudian ilmu falak atau ilmu astronomi, jika di Islam ilmu falak hanya digunakan ulama untuk menentukan kapan datangnya Ramadan, sementara dibarat ilmu ini di gunakan sebagai modal untuk melakukan petualangan luar angkasa.


Karena sebab diataslah kemudian Islam mengalami stagnasi dalam membangun peradaban modern bahkan hari ini umat Islam jauh tertinggal dari barat secara ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian maka secara tidak langsung umat islam telah menelantarkan proyek besar islam untuk mewujudkan janjinya sebagai ummat yang terbaik dan unggul dalam peradaban seperti yang telah dijelaskan dalam  Al-Qur’an surat 3 : 150 yang menyatakan bahwa “engkau telah menjadi umat terbaik yang telah di munculkan untuk umat manusia, seraya menganjurkan kebaikan dan melarang keburukan dan yang percaya pada Tuhan


Selanjutnya Konsep hablumminallah dan hablumminannas mengisyaratkan terdapat dua ajakan dari ajaran Islam yang sangat fundamental yang pertama yaitu Hablumminallah (hubungan manusia dengan tuhan) yang mengajak manusia untuk melakukan trasnsendensi[2] diri untuk menemukan sesuatu “yang lebih” yang berada diluar realitas historis-empiris yaitu Tuhan. Dan yang kedua adalahHablumminnannas (hubungan manusia dengan manusia) yaitu ajakan atau doktrin tentang tanggung jawab social untuk senantiasa membantu orang lain dalam rangka menciptakan masyarakat yang sejahtera.
Demikianlah wahyu Ilahi memanggil nurani dan penalaran kritis kita sebagai manusia untuk bekerja memberikan pencerahan kepada masyarakat sehingga contoh sejarah yang sesungguhnya telah dipaparkan dan di amanahkan Tuhan pada manusia. Jika kita cermati teks Al-Qur’an maka Tuhan berulang-ulang kali menggunakan kata “Kami” ketika menjelaskan proses perubahan social yang oleh para ahli tafsir dipahami bahwa Tuhan melibatkan manusia dalam mendesain arah sejarah hamba-hamba-Nya. Dengan demikian muncul pertanyaan kemanakah arah sejarah dan dimana peran agama? Jawabannya lagi-lagi dikembalikan pada manusia sendiri karena instansi dan pengguna jasa terakhir agama dan peradaban adalah manusia itu sendiri. Tuhan telah menetapkan takdir-takdir Nya, yaitu formula sebab-akibat yang berlaku pada prilaku alam maupun kehidupan manusia dan dengan modal kebebasan yang dimiliki manusia tampil mendesain dan mengendalikan bekerjanya takdir Tuhan.




[1]  Faham Ateisme adalah sebuah faham yang tidak mempercayai adanya Tuhan.
[2]  Transendensi adalah kemampuan menerobos keluar dari yang membelenggu kefanaan lalu mendekat dan berserah diri (islam) pada penciptan-Nya (Tuhan)

Fadly Kaimuddin (Kom. FKM, Wasekum PTKP)

Manusia & Pemimpin

terkadang kita sangat bangga memyebut diri kita adalah manusia, bahkan kita akan lebih bangga jika kita menyebut diri kita adalah manusia modern. kita banyak terbuai dengan kesenangan kesenangan duniawi manusia modern, namun kita tidak pernah bertanya betulkah ini gaya hidup manusia modern atau pernahkah kita merenung apakah memang pantas gaya hidup seperti ini saya lakukan. Kita terkadang berdiskusi tentang apa apa itu manusia dan banyak mendefenisikan tentang manusia. kita biasa mendefenisikan manusia sebagai serigala, manusia berasal dari kera, manusia adalah binatang berpikir, manusia adalah mikrokosmos atau manusia adalah adalah makhluk berilmu. bukan itu saja biasannya kita lebih jauh berdiskusi tentang apa perbedaan antara manusia dan binatang.

memang manusia adalah makhluk yang paling istimewa dari makhluk lainnya. itu terbukti ketika kita membuka lembaran ayat ayat suci Tuhan bahwa manusia adalah kalifah dimuka bumi ini, kita juga bisa melihat pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa manusia mempunyai akal sementara yang lain tidak punya akal, akal ini yang menyebabkan manusia mampu berkembang dengan pesat melebihi mahkluk lainnya,, hal ini juga yang mendasari kita berkesimpulan bahwa manusia adalah mahkluk yang istimewa seperti kita ungkapkan sebelumnya..

dibalik kebanggaan itu, dibalik keistimewaan itu kita terkadang lupa siapa yang memberi keistimewaan itu ataukah kita tidak pernah bertanya kenapa kita diberi keistimewaan itu.. kita juga sering berdiskusi tentang apa sebenarnya hakikat dari manusia. melihat lagi lembaran ayat ayat indah Tuhan, kita akan menemukan bahwa Tuhan menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Tuhan. Artinya selain menjadi khalifah, manusia juga harus beribadah kepada Tuhan ataukah kita bisa menyimpulkan bahwa manusia adalah pemimpin yang  harus membimbing mahkluk atau manusia lainnya itu beribadah kepada Allah SWT.

menjadi pemimpin mahkluk untuk menuju tuhan bukan pekerjaan yang mudah. inilah yang menj pekerjaan yang paling berat namun indah jika kita lakukan karena dibalik jeritan kesusahan dan usaha yang memakan hati namun kita kan menjumpai kesejukan uhkrawi yang lebih indah  dari semua keindahan keindahan duniawi.

kita dapat melihat salah satu pemimpin gerakan Hizbullah "Hasan Nasrallah", semoga Tuhan selalu memberkatinya. kita akan menemukan akan menemukan sosok yang sangat tegas berjalan dijalan Allah dan memimpin gerakannya dengan menggunakan jalan jalan Tuhan. Dia adalah orang yang hanya takut kepada Allah sehingga untuk melawan pemimpin yang Zalim tak ada ketakutan dari dirinya, Dia menunjukkan kepada ummat bahwa Tuhanlah yang patut untuk ditakuti dan tempat untuk memberi kita perlindungan dan membimbing ummat menemui kesyahidan.

kita harus membuat perjalanan hidup kita selalu mempunyai arah yang tegas menuju pada Tuhan, pembelajaran pembelajaran tentang menuju Tuhan akan selalu membimbing kita lebih dekat dengan cahaya Tuhan. dan dengan pembelajaran itu kita juga akan lebih mudah membangun gaya hidup ilahi dan membangun gerakan gerakan penyadaran ummat menuju hakikat cahaya Ilahi sehingga kita akan memperoleh ketentraman ruhani dan keberanian yang luar biasa.

Muhammad Husni Ketua HMI Cabang Maktim Periode 2012 -2013

Senin, 19 November 2012

Reportase : Basic Training HMI Komisariat Persiapan Sastra UNHAS

"Persenjatai dirimu dengan Ilmu." Begitulah tema Basic Training HMI Kom Persiapan Sastra UNHAS yang dilaksnakanpada tanggal 16 - 18 November 2012  yang bertempat di Pusat Bahasa UNHAS , kegiatan ini diikuti oleh 9 peserta yang kesemuanya lulus pada kegiatan ini dengan master Ari (sospol UNHAS) dan vice Helmy (peternakan UNHAS). Kegiatan ini ditutup oleh Muhammad Husni selaku Ketua Cabang HMI Makassar Timur.

Kegiatan ini merupakan kegiatan rintisan yang dilakukan HMI di Sastra semenjak beberapa tahun ini. "Semoga kegiatan ini bisa menjadi zona pencerahan untuk teman - teman yang ingin belajar khususnya anak - anak sastra." ujar Helmy selaku vice saat ditanya mengenai harapannya kepada lulusan Basic Training ini.





 

Reportase : Basic Training VII Kom STIMIK AKBA

Pada tanggal 15 - 17 November 2012 telah dilaksanakan Basic Training HMI Komisariat STIMIK AKBA yang bertempat di STIMIK AKBA Dengan mengangkat tema "Berfikir Kritis,Bertindak Transformatif", kegiatan ini diikuti oleh 23 peserta yang kesemuanya lulus pada kegiatan ini. Kegiatan ini dibuka oleh Muhammad Husni selaku ketua cabang dan ditutup oleh Iwan Hasanuddin selaku sekretaris umum HMI Cabang Makassar Timur.



"Semoga teman - teman lepasan bastra bisa senantiasa terus belajar, berkhidmat untuk HMI dan mengembangkan HMI dan Islam." Ujar Anita selaku vice dari kegiatan ini. Untuk Jangka panjangnya Anita juga berharap  lepasan Basic Training ini mampu melakukan dan menginternalisasi nilai dasar perjuangan untuk mencapai tujuan HMI.





  Gambar 1 :suasana saat berlangsungnya materi


                                Gambar 2 :Penutupan Basic Training oleh Iwan Hasanuddin














Minggu, 18 November 2012

Senandung Bocah Gaza

Ku tak biasa mencucurkan air mata
Ku tak biasa belaian orang tua
Ku biasa mendengar letusan itu
Ku biasa melihat teman - temanku terkena peluru
 
Wahai tuan nyonya , tanahku dirusak
tanah kebebasan dicuri
langit kami adalah mimpi 
dan hari-hari kami penuh pertanyaan

wahai tuan nyonya tanahku terbakar
tanah bermainku dicuri
tanahku kecil,kecil sepertiku
beri kami kedamaian dan beri kami masa kanak-kanak kami
beri kami senyum tawa kembali
beri kami masa kecil kami


di manakah matahari yang indah?
di manakah kepakan merpati?


wahai tuan nyonya ayahku kini mati
aku seorang anak yang ingin mengatakan sesuatu
tolong dengarkan aku...
aku seorang anak yang ingin bermain
mengapa tidak kau biarkan ?

pintu pintuku menunggu
aku berdoa
Semoga ayah ibuku tenang di sana
Semoga teman - temanku juga

hati-hati yang kecilpun sedang memohon
beri kami kesempatan 
beri kami kesempatan


Helmy R. (Kabid Infokom HmI Cab. Maktim) 

Jumat, 16 November 2012

Tahun Baru Islam & Dialektika Historis

Tahu Baru Islam yang dimana disebut dengan 1 Muharamm merupakan awal penanggalan setiap berkala pada sistem kalender Hijriah. Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M yang ditetapkan pada masa Umar bin Khatab melalui berbagai usulan.
 
Mari kita merefresh pikiran kita dan mulai mengingat lagi pelajaran sekolah kita. Peristiwa Hijrah Rasulullah SAW merupakan ksah perjalanan dari Mekkah ke Yasrib yang dimana saat itu kondisi masyrakat Quraisy Mekkah sangat apatis bahkan menentang dakwah yang dilakukannya bersama para sahabatnya. Perpindahan ini dilakukan demi ketauhidannya kepada Allah. Dalam kisahnya pun diketahui banyak melalui pengorbanan di mana Rasulullah meninggalkan keluarganya (yang kemudian menyusul), harta bendanya, serta jiwanya sendiri. kepahlawanan Ali bin ABi Thalib dalam menggantikan Rasulullah saat tidur bahkan dalam perisitiwa hijrah ini ditemukan beberapa mukjizat seperti laba - laba di Goa Thaur. Hingga akhrinya berdirinya monumen Masjid Quba di Madinah.

Perubahan memang membutuhkan perpindahan gerak dalam hal ini gerak substansi. perpindahan dari hal buruk ke hal baik adalah hal yang sulit seperti yang dapat kita petik dari peristiwa Hijrah Rasulullah, Dalam prinsipnya Dialektikapun dapat terjadi, premisnya begini : tesisnya yaitu kebaikan dan anti tesisnya yaitu keburukan dan kelak nanti terlahir sebuah tesis baru entah itu kebaikan ataupun keburukan. Proses Dialektika kemudian diharapkan mematikan hal - hal yang buruk dengan kebaikan melalui proses gerak substansi dalam bingkai histori atau sejarah. yang dimana sejarah dalam kajian Marxis merupakan tercipta oleh manusia. Mungkin hal itulah yang ingin disampaikan dalam kisah diatas , "Hijrah" yang berarti perubahan membutuhkan tenaga & pengorbanan untuk membangun "Masjid Quba"2 lainnya di alam ini. Perubahan memang adalah keniscayaan namun perubahan diharapkan dapat mengarah ke arah yang lebih baik. Mulla Sadra dalam Filsafat Hikmahnya menyebutkan perubahan dari partikular ke ke universalitasan atau KeIlahian.

Bercermin dari kondisi masyarakat hari ini yang di mana terjadi efek "turun gunung" dimana muncullah manusia yang skeptis & "melihat casing" diharapkan kita sebagai para Insan Pencipta & Pengabdi yang bernafaskan Islam dapat melakukan "Hijrah" minimal pada diri kita masing - masing dulu yang kemudian diharapkan menjadi efek bola salju begi keumatan demi misi pencerahan umat manusia.

“Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin adalah orang yang beruntung. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi. Dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka” (Hadits).

“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” ( QS. Al-A’raf:176)

Iman, Ilmu Amal

Fuad Aslim FKG 2010

Kamis, 15 November 2012

Reportase : Pengajian 1 Muharam


Pada Hari Kamis 15 November 2012 bertepatan dengan 1 Muharam 1434 H pukul 20.00 WITA dilaksanakan Pengajian Oleh Pengurus Cabang HMI Makassar Timur di STIMIK AKBA. Kegiatan ini Bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama pengurus HMI Cabang Makassar Timur dalam konteks keislaman.Kegiatan ini dipimpin oleh Muhammad Husni selaku ketua Cabang HMI Makassar Timur dengan pembacaan ayat suci
Al-Qur'an. "Semoga Dengan Pengajian Ini kita dapat kembali pada spirit keislaman pada bingkai perjuangan kita." ujar Muhammad Husni pada sela - sela kegiatan.

Bismillah Blog HMI Maktim

Media Informasi merupakan hal yang esensial & penting khususnya kita yang hidup hari ini. Tanpa disadari kemudian media menjadi sebuah pisau bermata 2 yang dapat bermakna positif yaitu sebagai sumber informasi & berita ataupun malah bermakna negatif yaitu dengan hegemoninya terhadap para konsumennya. Yang perlu dicatat  bahwa hari ini peristiwa - perisitiwa besar di dunia mayoritas berangkat dari informasi media khususnya media elektronik terlepas dari isi informasi tersebut yang bersifat propaganda yang sangat retoris ataupun memang murni informasi aktual. dari Arab Spring, Kemenangan Obama pada Pemilu AS, Wikileaks, dan masih banyak kejadian - kejadian lainnya yang kemudian menjadi contoh betapa media khususnya media elektronik menjadi sebuah realitas baru bagi manusia.

Berangkat dari hal diatas maka kami Pengurus Cabang HMI Makassar Timur periode 2012/2013 yang dinahkodai Muhammad Husni "al-Hur" kemudian merumuskan sebuah program kerja yang bernama Media Centre yang berisi media informasi & forum diskusi yang berguna bagi para pengguna internet dan terkhusus kepada para anggota HMI Cabang Makassar Timur. Blog ini adalah salah satu yang kemudian menjadi poros laju informasi.

Layaknya sebuah "penanda" yang senantiasa memberikan "tanda", ya mungkin seperti itulah ilustrasi dari Blog ini, Blog ini kemudian di harapkan menjadi media informasi kepada para "penerima tanda" sehingga public sphere kemaktiman dapat berdiri dan lahirlah budaya diskusi yang menimbulkan terciptanya dialektika. Ya dialektika lah yang kemudian diharapkan dapat menjadi pemicu terputarnya roda organisasi yang dinamis & lahirnya kader yang kritis & militan.

Semoga Blog ini dapat dinikmati oleh para jamaah - jamaah internet sekalian dan terkhusus untuk para kader HMI Maktim dapat berekspresi di Blog ini melalui Bidang Informasi & Komunikasi. Semoga bermanfaat & Selamat Menikmati

Bidang Informasi & Komunikasi